Senin, 25 April 2011

kimi no suki na uta


Kimi no Suki na Uta


Disclaimer

BLEACH
By
Tite Kubo

This fanfic is mine :)

Karena itu, maaf kalau ceritanya gaje dan terlalu romance, kalau cerita Bleach saya yang ngarang, bisa berubah tu Bleach jadi Shojo-manga dan saya berani bertaruh kalau bakalan ga laku…
Jadi untuk amannya~~~
-saya hanya meminjam beberapa karakter saja deh ^^-

Fanfic ini terinspirasi dari lagu UVERworld yang berjudul sama dengan fanfic ini.
Kimi no Suki na Uta (the song you like) dan sedikit modifikasi disana sini.

AU, oneshot, TYPO(s), gaje, alur mundur, mungkin sedikit OOC

Pairing : IchiRuki

DON’T LIKE DON’T READ~~~ nyaaaaaaaaaaaaaww~

Enjoy reading :D

Summary :
Kau tau kalau aku menginginkan-mu…
Lalu kenapa kau pergi meninggalkan ku disini?
Padahal kau sendiri sudah pernah sakit hati karena hal yang sama
Ah~ aku lelah memikirkan tentang kau Rukia…
Tapi bukan berarti aku menyerah dengan hubungan ini lho!

***

PROLOG

Jepang. Bila bicara tentang kata itu pasti semua orang berpikir tentang Negara yang super sibuk dan padat penduduknya. Negara dengan pertumbuhan ekonomi, politik dan teknologi yang pesat. Negara yang berpusat di suatu daerah bernama “Tokyo” yang juga dikenal dengan sebutan kota yang tidak pernah tidur. Mungkin bila kita bicara tentang Jepang keseluruhan itu bisa dibilang kurang benar, karena ada salah satu perfektur di dekat Tokyo yang bisa dikatakan lumayan jauh dari kata “sibuk”. Yah~ namanya adalah Karakura. Kota yang hanya berpenghuni tidak lebih dari 100 kepala keluarga ini bisa dibilang kota kecil yang masih tenang. Tetapi walau Karakura adalah kota yang kecil, tentu saja Karakura sendiri bukan kota yang tertinggal –walau memang tidak bisa dikatakan semaju Tokyo juga.
­
Senja hari di Karakura, matahari yang mulai menenggelamkan cahayanya sehingga memancarkan cahaya oranye yang mulai redup. Cahaya oranye tua yang memang sangat indah, terlebih karena di kota ini tidak terlalu banyak bangunan gedung pencakar langit sehingga intensitas cahaya yang dapat terlihat jauh lebih besar dibanding kota besar seperti Tokyo. Terlihat jalan-jalan di Karakura sudah mulai lenggang, walau memang masih ada satu atau dua siswa yang terlihat berjalan di jalan-jalan utama kota Karakura. Mungkin mereka baru saja pulang dari kegiatan di sekolah mereka. Ada juga kalangan pemuda yang baru pulang dari kampus mereka. Karena Karakura sendiri merupakan kota kecil dan tidak memiliki gedung universitas sendiri, maka banyak kalangan mahasiswa di Karakura menuntut ilmu di kota sebelah (Tokyo misalnya), karena jarak Karakura dan Tokyo sendiri terbilang dekat, cukup setengah jam naik kereta. Salah satunya adalah seorang pemuda berambut senada dengan langit pada senja hari. Pemuda berpostur tinggi tegap yang menenteng tas-nya di punggung itu berjalan dengan santai menyusuri setiap langkahnya menuju rumah.

Terlihat pemuda itu menyisipkan earphone di telinganya. Dia tidak menghiraukan pandangan heran dari orang-orang yang tidak sengaja berpapasan dengannya -–tentu saja karena rambut oranye menyalanya yang memang sangat jarang ditemui. Laki-laki itu terlihat asik dengan apa yang dia dengar dari pemutar musiknya sehingga tidak memiliki waktu untuk memperhatikan lingkungan sekitar. Terhanyut dalam lirik lagu yang sangat berkesan baginya. Lagu yang mungkin akan selamanya dia dengar setiap hari. Lirik lagu yang memaksanya mengingat masa lalu indah saat ia bersama wanita yang paling ia cintai. Lirik lagu yang membawanya ke waktu satu atau dua tahun lalu sebelum ia benar-benar berpisah dengan wanita yang ia sangat kagumi.

***
Suki dayo to kyou mo ienai mama…
*Even though we’ve been together all this time…*
Miokutta ima made issho ni ita no ni
*Without being able to say I love you, I said goodbye to you*
Aitakute, kimi no suki na uta wo kurikaeshi
*I want to see you, so I  repeat the song you like*
Kuchizusanda kaeri michi…
*Humming it as I walk my way home…*
***
[SMU Karakura, musim semi 2009]

“Ichigo, aku akan segera pergi dari sini.” Sesosok gadis berambut hitam sebahu dengan postur tubuh yang bisa di bilang kecil terlihat mengajak bicara sesosok pemuda dengan rambur oraye terang yang sedang asik bersantai menikmati angin berhembus di atap sekolah.

“Aku sudah tahu kok Rukia, semua warga sekolah ini tahu kau akan meninggalkan kota Karakura ini…” sambil memasang ekspresi sedikit datar laki-laki oranye itu berbicara tanpa menatap lawan bicaranya dan memilih mengalihkan pandangannya ke langit.

“Hei baka!!! Kalau diajak bicara itu setidaknya tatap lawan bicara-mu!!!!!” gadis bermata violet ini sepertinya sudah gerah dengan tingkah laku lawan bicaranya yang sepertinya dari tadi mengalihkan dirinya.

“Hn…”

“Jeruk baka!!! Aku sudah mencarimu dari kemarin hanya untuk mengatakannya padamu! Setelah bertemu denganmu tapi kenapa aku malah mendapati ekspresi kau seperti ini?! Ah! Aku menyesal mencarimu!!!”

“Hn… jadi kau ingin aku seperti apa?” mata hazel milik laki-laki berambut oranye ini akhirnya menatap ke arah Rukia. Tatapan yang dingin, tatapan yang mungkin paling tidak ingin didapati Rukia dari laki-laki yang sudah lama dekat dengannya ini.

“…” Rukia tidak bisa mengeluarkan kata sedikitpun. Lidahnya serasa kelu melihat tatapan dingin milik Ichigo.

“Apa kalau aku menangis dan memintamu untuk tidak pergi kau akan tetap di sini? Tidak kan Rukia Kuchiki? Jadi kau ingin aku seperti apa?”

“…”

“Kau ingin aku seperti apa? Jawab aku Rukia Kuchiki!”

***

Hanasu koe no toon; shinsen no saki; hoka no dare kato kawasu kotoba sae
*The tone of your voice when you talk; where you look at; even the words that you exchange with someone else*
Sasai na kimi no shugusa ga boku wo madowaseru
*Your slightest gesture confuses me*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenai Saya

Foto saya
Seorang gadis yang mengaku dirinya awesome tetapi justru terlihat bodoh. Menyukai anime, jejepangan dan eksperimen di dapur. Bukan seorang mahasiswi yang baik, namun berharap bisa jadi anak yang solehah XD